Pohon yang tidak boleh digambar saat psikotes – seringkali menjadi pertanyaan umum bagi para pencari kerja.
Tes psikologi gambar pohon, atau Tes Baum, adalah metode proyektif yang digunakan oleh banyak perusahaan untuk menganalisis kepribadian calon karyawan.
Tes ini awalnya dikembangkan oleh psikolog Swiss, Karl Koch, dan didasarkan pada asumsi bahwa cara seseorang menggambar pohon dapat mencerminkan kondisi emosional dan struktur kepribadian mereka.
Perlu diingat, artikel ini bukan panduan untuk ‘mengakali’ tes, melainkan untuk memberikan pemahaman agar Anda dapat mempersiapkan diri dengan lebih baik.
Kunci utama Tes Baum adalah instruksi untuk menggambar pohon berkambium (berkayu keras) yang dapat berbuah/berbunga.
Menggambar jenis pohon lain seringkali dianggap gagal memenuhi persyaratan teknis tes.
Memahami karakteristik pohon yang sebaiknya dihindari dapat membantu Anda menghadapi tes dengan lebih percaya diri dan menunjukkan kepribadian yang matang serta stabil.

1. Pohon Monokotil: Melanggar Aturan Dasar Tes
Pohon monokotil seperti kelapa, pisang, dan bambu sering kali tidak dianjurkan, bahkan dapat dianggap melanggar instruksi dasar tes.
- Pohon Kelapa & Pisang: Karena tidak memiliki kambium (batang tidak berkayu keras dan tidak bercabang luas), pohon ini gagal memenuhi persyaratan dasar Tes Baum. Secara interpretatif, batang yang lurus dan tidak bercabang bisa memberi kesan individualis, kurang fleksibel, atau emosional yang kurang ekspresif.
- Pohon Bambu: Strukturnya yang kaku dan ramping juga dapat menimbulkan kesan perfeksionis yang tidak adaptif.
2. Pohon Kaktus: Gambaran Kepribadian Defensif
Kaktus dengan durinya yang tajam sering dihindari dalam tes ini. Duri pada kaktus bisa diartikan sebagai sifat defensif, tertutup, dan mudah tersinggung. Ini dapat memberi kesan bahwa kandidat sulit menerima kritik dan cenderung menjaga jarak dari orang lain (agresivitas pasif).
3. Pohon Cemara: Perfeksionisme Versus Fleksibilitas
Bentuk cemara yang simetris dan teratur dapat menunjukkan sifat perfeksionis dan teratur. Namun, bentuknya yang kaku juga bisa mencerminkan kekakuan dalam berpikir dan kurang spontan.
- Sisi Positif: Dalam konteks tertentu, cemara dapat diinterpretasikan sebagai orang yang sangat disiplin, memiliki arah tujuan yang jelas, dan fokus.
- Sisi Negatif: Dalam lingkungan kerja yang dinamis, sifat ini terkadang dianggap kurang adaptif terhadap perubahan atau cenderung melihat segala sesuatu hanya dari satu sudut pandang.
4. Pohon dengan Kondisi Buruk & Kondisi Emosional
Pohon yang digambar dalam kondisi tidak sehat, seperti memiliki cabang patah, ranting gersang, atau lubang pada batang, juga seringkali dihindari karena mencerminkan kondisi emosional negatif.
- Ranting Patah atau Gundul: Dapat mengindikasikan emosi negatif, kelelahan, atau rasa putus asa.
- Lubang pada Batang/Pangkal: Sering diartikan sebagai simbol trauma atau luka emosional masa lalu yang belum terselesaikan.
- Tanpa Akar: Menggambar pohon tanpa akar dapat melambangkan ketidakstabilan emosi, kurangnya landasan berpikir, atau kurangnya pijakan hidup.
5. Proporsi, Penempatan, dan Teknis Menggambar
Aspek teknis gambar juga dianalisis untuk menilai vitalitas dan interaksi kandidat dengan lingkungan.
A. Proporsi yang Tidak Wajar
- Pohon Terlalu Kecil: Ukuran yang kecil bisa menandakan rasa rendah diri, kurang percaya diri, atau kurang ambisius.
- Pohon Berbuah Terlalu Banyak: Walau terlihat menarik, hal ini bisa diartikan sebagai pencitraan berlebihan, kebutuhan kuat untuk diakui, atau kurangnya realisme.
B. Penempatan Pohon di Kertas
Posisi pohon di kertas mencerminkan cara kandidat berinteraksi dengan lingkungannya:
| Posisi Gambar | Interpretasi Umum |
| Tengah | Keseimbangan, kontrol diri, stabilitas. |
| Atas | Cita-cita tinggi, optimisme, namun mungkin kurang praktis. |
| Bawah | Rasa tidak aman, mudah dipengaruhi lingkungan. |
| Kanan/Kiri | Kecenderungan untuk menghindari atau merangkul masa depan/masa lalu. |
C. Tekanan Pensil dan Detail Sketsa
- Tekanan Pensil Kuat: Melambangkan vitalitas tinggi, energi, atau kecenderungan agresivitas/ketegasan (jika terlalu kuat).
- Tekanan Pensil Lemah: Melambangkan sensitivitas, kepekaan, kelelahan, atau kurangnya energi/inisiatif.
- Detail Berlebihan: Mencerminkan kecermatan dan keteraturan, tetapi jika detailnya obsesif (misalnya menggambar setiap helai rumput), dapat mengindikasikan kecenderungan obsesif-kompulsif.
6. Elemen Tambahan: Hati-Hati dengan Lingkungan Pohon
Instruksi Tes Baum biasanya HANYA menggambar pohon. Menambahkan elemen di luar pohon sering diinterpretasikan secara khusus:
- Matahari atau Awan: Menggambarkan Matahari (lambang figur otoritas) atau Awan (lambang kecemasan/masalah) dapat mengindikasikan adanya isu-isu terkait hubungan dengan atasan atau tingkat kecemasan yang tinggi.
- Rumput atau Bunga Berlebihan: Dapat diartikan sebagai kecenderungan mencari perhatian atau mencoba menghias realitas.
baca juga : Apa Psikotes Itu? Fungsi, Manfaat, dan Pentingnya Dalam Rekrutmen Kerja

Tips Menggambar Pohon yang Direkomendasikan
Alih-alih berfokus pada apa yang tidak boleh digambar, fokuslah pada gambar yang menunjukkan karakteristik positif dan seimbang.
- Pilih Pohon Berkambium (Berkayu Keras): Gambarlah pohon yang memiliki batang kokoh, dahan, dan ranting yang menyebar, seperti pohon Mangga, Jambu, atau pohon-pohon rindang lainnya. Ini menunjukkan pertumbuhan yang matang dan stabil.
- Tunjukkan Produktivitas: Gambarlah daun yang rimbun dan beberapa buah yang tidak berlebihan, menunjukkan sifat produktif dan realistis.
- Proporsi Seimbang: Pastikan pohon memiliki proporsi yang seimbang, dengan akar yang menancap kuat (stabilitas), batang yang kokoh (kekuatan ego), dan tajuk/daun yang proporsional (kemampuan interaksi dan ekspresi diri).
- Jujur dan Spontan: Yang terpenting, gambar pohon dengan spontanitas dan kejujuran. Psikolog tidak mencari gambar yang sempurna, melainkan gambaran kepribadian yang sebenarnya. Ketenangan dan kejujuran saat tes adalah kunci utama.
baca juga : Mau Sukses Psikotes? Pahami Dulu Apa yang Dinilai dari Tes Ini
Kesimpulan
Pada dasarnya, Tes Baum digunakan untuk memahami struktur kepribadian. Berbagai jenis pohon monokotil (kelapa, pisang) sebaiknya dihindari karena melanggar aturan tes, sementara kaktus atau pohon rusak mencerminkan isu emosional.
Untuk hasil yang optimal, gambarlah pohon berkambium dengan struktur seimbang, proporsi yang wajar, dan tempatkan di tengah kertas dengan tekanan pensil yang tegas namun tidak berlebihan. Hindari mencoba “mengakali” tes, karena hal ini dapat menunjukkan ketidakkonsistenan yang mudah dideteksi.
Program Premium Psikotes Kerja 2025
“Kami Bantu, Kami Pandu, Kami Bimbing Sampai Amazing!” 🌟
📋 Cara Membeli dengan Mudah:
- Unduh Aplikasi Psikotes Kerja: Temukan aplikasi Psikotes Kerja di Play Store atau App Store, atau akses langsung melalui website.
- Masuk ke Akun Anda: Login ke akun Psikotes Kerja Anda melalui aplikasi atau situs web.



